Kota Bekasi – Sejumlah proyek infrastruktur di Kota Bekasi mengalami perlambatan akibat para kontraktor atau pihak ketiga kesulitan memperoleh bahan baku. Kondisi ini disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe.
Menurutnya, hambatan ini mulai terjadi sejak beberapa tambang di wilayah Jawa Barat ditutup oleh Gubernur Jawa Barat. Penutupan tersebut berdampak besar pada pasokan material yang dibutuhkan untuk membangun berbagai fasilitas publik.
“Para kontraktor saat ini kesulitan bahan baku karena tambangnya ditutup oleh Gubernur. Jadi mereka terpaksa harus mengambilnya dari Lampung dan daerah lain,” ujarnya kepada RRI, Kamis (13/11/2025).
Mengambil bahan baku dari luar daerah membuat waktu distribusi menjadi lebih lama. Selain itu, biaya pembelian dan pengiriman material juga meningkat signifikan dibandingkan jika kontraktor mengambil dari wilayah Jawa Barat.
“Jarak tempuhnya jauh, ongkosnya juga mahal. Selain itu belum tentu juga bahan baku yang dicari ada dan bisa didapat,” tambahnya.
Meski sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Bekasi tersendat, Pemkot Bekasi tetap optimistis proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Pemerintah daerah berencana segera melakukan evaluasi terhadap capaian dan progres pembangunan di seluruh wilayah.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Latu Har Hary, menilai bahwa kesulitan memperoleh bahan baku seharusnya bukan menjadi alasan utama keterlambatan. Menurutnya, kontraktor sudah memiliki pengalaman panjang dan mengetahui cara menyiasati kendala teknis di lapangan.
“Kontraktor yang ada saya kira mereka bisa mengatasi masalah seperti ini. Karena ini sudah jadi bidang kerja mereka, jadi sangat tidak mungkin kalau bahan baku jadi alasan,” ungkapnya.
Dengan kondisi ini, semua pihak berharap ketersediaan material dapat segera stabil agar pembangunan infrastruktur di Kota Bekasi kembali berjalan optimal.
RRI.co.id
